Ringkasan:
Lagu Guilty, yang diterjemahkan sebagai Bersalah, mengusung tema pengadilan cinta yang dikemas dengan nada sarkastik, dramatis, dan penuh emosi. Liriknya menggambarkan sebuah persidangan simbolis, di mana seorang kekasih (terdakwa) diadili atas pengkhianatan atau ketidaktulusan dalam hubungan. Narator, yang bertindak sebagai hakim atau pihak yang tersakiti, menolak segala pembelaan manis dari terdakwa, seperti klaim "engkaulah satu-satunya" atau "bolehkah aku jadi nomor dua", yang dianggap sebagai jebakan atau rayuan kosong.
Sepanjang lagu, terdakwa terus dinyatakan bersalah tanpa ampun, dengan hukuman seperti "penjara seribu tahun" atau "penjara seumur hidup", mencerminkan penolakan tegas terhadap permintaan maaf atau upaya rekonsiliasi. Lirik juga menyoroti rasa muak dan frustrasi narator terhadap tingkah laku terdakwa, seperti pesan yang tak direspons dan angan-angan kosong tentang cinta abadi. Lagu ini ditutup dengan nasihat sinis agar terdakwa belajar mencinta dengan tulus di kesempatan berikutnya, menegaskan bahwa hati narator sudah tertutup rapat.
Secara keseluruhan, lagu ini menceritakan penghakiman emosional atas pengkhianatan cinta, dengan nuansa teatrikal yang menggabungkan kemarahan, sindiran, dan penegasan harga diri. Cocok untuk menggambarkan dinamika hubungan yang penuh drama dan kekecewaan.