[Lirik dan Terjemahan] RADWIMPS - Meidai (Proposisi)

Memuat...

Meidai

RADWIMPS

NEWS ZERO #Theme Song

Lyricist: Yojiro Noda
Composer: Yojiro Noda
Release: 2025.07.23

[Lirik dan Terjemahan] RADWIMPS - Meidai (Proposisi)
Save
RADWIMPS - 命題 [Official Music Video]
play
RADWIMPS - 命題 [Official Music Video]
RADWIMPS - 命題 [Audio]
play
RADWIMPS - 命題 [Audio]
Meidai
play
Meidai
ぼくたちはえない明日あした一日いちにちやすまず
れながらヒビれながら みずからツギハギでなおして

もしかして明日あすになればなにわるかもなんて
なんて健気けなげでなんて怠惰たいだで なんて幼気いたいけもの
ときおろかで まれ狂気きょうきおかされるのも仕方しかたがない

だけどぼくらは「あきらめない」をこの遺伝子いでんしきざまれて
呼吸こきゅうのたびに希望きぼうさがもとめるよう形作かたちづくられ
こんなちっぽけな自分じぶんだけどもだれかのためのなにかに、なれるよう
ねがったんだ

はじめてまれてきたの みぎひだりるわけないだろう
かなしみとこんなとこで わせたつもりなどないけど

どれだけみちまよったか よりどれだけ間違まちがえなかったか
それがきたあかしならば そんな世界せかいようなどこちとらないから

このまれちていくらかときながれたが
世界せかいぼく見知みしらぬそぶり しといてそりゃないだろう

てめぇのインチキがバレりゃ他所よそ五万ごまんといると
ひかりはやさ ひらなおりで自己じこ避難ひなんかわすスルーパス

人生じんせい上級者じょうきゅうしゃたちがまるではばききかす時代じだい
しろ」か「くろ」かの二元論にげんろん横行おうこう ゆらめきさえゆるさず
原告席げんこくせきあふかえひと被告席ひこくせきはもぬけのから

言葉ことばやいばつきててぶんまわすようなこの時代じだい
平気へいきかお上手うま選手権せんしゅけん強制きょうせい参加さんか時代じだい
それでもきみがいてくれるなら 明日あしたきてみたいと、そうこころから
ねがったんだ

あきらかた、いなしかた あきかただれかのくさしかた
それが時代じだい装備そうびだってしんじるきみのそのわらかた

いつかえてしまうのは にくしみもいとしさもおなじだろう
そのこえぬしぼくいま どんな言葉ことばをかけられるんだろう

かなしみの さきにも
きみこえ
トゥールル トゥットゥ トゥールル トゥットゥ
こえてくるよ
トゥールル トゥットゥ トゥールル トゥットゥ
こえてくるよ

だれもがしあわせになれるわけではないこの世界せかい
これをえる真実しんじつがどうにも見当みあたらなくて目眩めまいがする

世界せかいあふれるほとんどのゆめなんかかなわない
それをなんで入学にゅうがくして一番最初いちばんさいしょ授業じゅぎょうおしえない

はじめてまれてきたの みぎひだりるわけないだろう
かなしみとこんなとこで わせたつもりなどないけど

きみ無駄むだにした今日きょうは だれかがきたがってた今日きょうだ」と
われたとこでビクとも しないよるだってザラにあるけど

ひろうみ一滴いってきの 目薬めぐすりほどのちがいだとしても
ぼくがここにまれてきた意味いみの 一雫ひとしずくさがして彷徨さまようような日々ひび

きみじゃないと」がきたいの きみぼくの(くすぐったいよ) 希望きぼうごっこ
Bokutachi wa mienai ashita wo ichinichi mo yasumazu
Ukeire nagara hibiware nagara mizukara tsugihagi de naoshite

Moshikashite asu ni nareba nanika kawaru kamo nante
Nante kenage de nante taida de nante itaike na ikimono
Toki ni oroka de mare ni kyouki ni okasareru no mo shikata ga nai

Dakedo bokura wa “akiramenai” wo kono idenshi ni kizamarete
Kokyuu no tabi ni kibou sagashi motomeru you katachizukurare
Konna chippoke na jibun dakedomo dareka no tame no nanika ni, nareru you
Negattanda

Hajimete umaretekita no migi mo hidari mo shiru wake nai darou
Kanashimi to konna toko de machiawaseta tsumori nado nai kedo

Doredake michi mayottaka yori doredake machigaenakatta ka
Sore ga ikita akashi naraba sonna sekai ni you nado kochitora nai kara

Kono yo ni umareochite ikuraka toki ga nagareta ga
Sekai wa boku wo mishiranu soburi yobidashi toite sorya nai darou

Temee no inchiki ga barerya yoso ni goman to iru to
Hikari no hayasa hirakinaoride jiko hinan kawasu suruu pasu

Jinsei joukyuusha tachi ga marude haba kikikasu jidai
“Shiro” ka “kuro” ka no nigenron ga oukou yurameki sae yurusazu
Genkokuseki ni afurekaeru hito, hikokuseki wa monuke no kara

Kotoba ni yaiba tsukitatete bunmawasu youna kono jidai ni
“Heiki na kao ga umai senshuken” kyousei sanka no jidai ni
Soredemo kimi ga ite kureru nara ashita mo ikite mitai to, sou kokoro kara
Negattanda

Akiramekata, inashikata akirekata to dareka no kusashikata
Sore ga jidai no soubi datte shinjiru kimi no sono waraikata

Itsuka kiete shimau no wa nikushimi mo itoshisa mo onaji darou
Sono koe no nushi ni boku wa ima donna kotoba wo kakerareru ndarou

Kanashimi no saki ni mo
Kimi no koe wa
Tuururu tuttutu tuururu tuttutu
Kikoete kuru yo
Tuururu tuttutu tuururu tuttutu
Kikoete kuru yo

Daremo ga shiawase ni nareru wake de wa nai kono sekai
Kore wo koeru shinjitsu ga dou ni mo miataranakute memai ga suru

Sekai ni afureru hotondo no yume nanka kanawanai
Sore wo nande nyuugaku shite ichiban saisho no jugyou de oshienai

Hajimete umaretekita no migi mo hidari mo shiru wake nai darou
Kanashimi to konna toko de machiawaseta tsumori nado nai kedo

“Kimi ga muda ni shita kyou wa dareka ga ikitagatteta kyou da” to
Iwareta toko de biku to mo shinai yoru datte zara ni aru kedo

Hiroi umi ni itteki no megusuri hodo no chigai da to shite mo
Boku ga koko ni umaretekita imi no hitoshizuku wo sagashite samayou youna hibi

“Kimi janai to” ga kikitai no kimi to boku no (kusuguttai yo) kibou gokko
Kita menerima hari esok yang tak terlihat tanpa henti,
Meski tubuh ini retak, kita tetap memperbaiki diri sendiri.

Barangkali esok akan membawa perubahan,
Betapa naif, betapa lesu, betapa polosnya kita sebagai makhluk.
Terkadang bodoh, sesekali terseret kegilaan, begitulah adanya.

Namun dalam gen kita terpahat tekad tuk tak pernah menyerah,
Kita diciptakan tuk terus mencari harapan di setiap helaan napas.
Meski sekecil ini diriku, aku berharap agar bisa menjadi sesuatu
Bagi seseorang.

Pertama kali lahir ke dunia, mana mungkin tahu ke mana harus melangkah.
Tak pernah terbayang bahwa akan bertemu kesedihan di tempat seperti ini.

Bukan seberapa sering tersesat, melainkan seberapa banyak membuat kesalahan.
Jika itu yang dijadikan patokan hidup, maka dunia seperti itu tak kubutuhkan.

Sudah sekian lama sejak aku terlahir ke dunia ini,
Namun dunia memandangku asing, memanggil hanya untuk mengabaikan.

Jika kebohonganmu terbongkar, ada ribuan seperti itu di luar sana.
Secepat kilat, kau berkelit tanpa peduli, menghindar dari tuduhan.

Di era di mana para ahli kehidupan seenaknya mendominasi,
Dualisme "putih" dan "hitam" merajalela, tak ada ruang tuk keraguan.
Bangku penggugat dipenuhi orang, sementara bangku terdakwa kosong.

Di zaman di mana kata-kata dijadikan senjata yang diayunkan,
Di tengah "kejuaraan wajah tenang" yang diharuskan berpartisipasi,
Namun jika kau masih di sini, aku ingin terus hidup besok dari lubuk hati.
Kuberharap begitu.

Cara menyerah, menghindar, mengeluh, dan merendahkan orang lain,
Itulah perlengkapan zaman yang kau percayai dengan tawa seperti itu.

Kelak semua akan lenyap, baik kebencian maupun kasih sayang.
Kini, apa yang bisa kukatakan kepada pemilik suara itu?

Bahkan di balik kesedihan,
Suaramu
Tuururu, tuttutu, tuururu, tuttutu
Masih bisa kudengar
Tuururu, tuttutu, tuururu, tuttutu
Masih bisa kudengar.

Di dunia ini, tak semua orang bisa bahagia.
Aku merasa pusing karena tak menemukan kebenaran yang melampaui ini.

Sebagian besar mimpi yang memenuhi dunia ini tak pernah terwujud.
Mengapa pelajaran pertama di sekolah tak pernah mengajarkan itu?

Pertama kali lahir ke dunia, mana mungkin tahu ke mana harus melangkah.
Tak pernah terbayang bahwa akan bertemu kesedihan di tempat seperti ini.

"Hari yang kau sia-siakan merupakan hari yang seseorang dambakan."
Kalimat itu tak selalu mengusik, malam tetap terasa hampa.

Meski perbedaannya hanya setetes obat mata di samudra yang luas,
Aku terus menjalani hari-hari mencari makna keberadaanku di sini.

Aku ingin mendengar “hanya kau” dalam sandiwara harapan kita, (ini menggelitik.)

Ringkasan:

Lagu Meidai, yang dapat diterjemahkan sebagai "proposisi" atau "pernyataan", menggambarkan perjalanan batin manusia yang rapuh dalam merenungi makna kehidupan di tengah dunia yang penuh kontradiksi, kesedihan, dan ketidakpastian. Liriknya berbicara tentang menerima hari esok yang tak terlihat, meski hati dan tubuh penuh retakan. Ada kerinduan akan perubahan, sekaligus kesadaran bahwa hidup dipenuhi kesalahan, kebohongan, dan dunia yang terasa dingin, namun di dalam diri tetap tertanam naluri untuk tidak menyerah.

Di tengah zaman yang kaku, yang membelah segalanya menjadi hitam dan putih, di mana kata-kata bisa menjadi senjata dan setiap orang seakan diwajibkan untuk tersenyum palsu, lagu ini menyuarakan sebuah harapan bahwa selama masih ada seseorang yang berarti di sisi kita, alasan untuk terus hidup besok tetap ada. Lagu ini adalah renungan tentang mencari makna, menerima luka, dan berharap bisa menjadi sesuatu bagi orang lain, meski sekecil setetes air di samudra.

Subscribe
Notify of
guest
0 Comments
Newest
Oldest Most Voted
Inline Feedbacks
View all comments