nie (Sacrifice)
Yoshino
Watashi wo Tabetai, Hitodenashi (This Monster Wants to Eat Me) #Opening
Lyricist: Yurry Canon
Composer: Yurry Canon
Arranger: Yurry Canon・Naoki Itai
Release: 2025.10.02

Douka owarasete yo nanimokamo wo ubatte
Itami wo kodoku wo kuratte
Ano hi no mama yodonde ita
Kurai kuukyo na hibi ni sashita hikari
Utakata no ne fukai umi no iro
Ima mo mune wo eguru tsukimatou natsu no nioi
Wasuretakunai soredemo ne
Douka owarasete yo nanimokamo ubatte
Itami wo kodoku wo kuratte karasete
Kuruwashii hodo utsukushii ai de
Yowasa wo zetsubou wo saratte kanaete yo
Mabayui hodo kagayaite ita
Kokoro wa shizunda mama
Iki ga tomaru
Omoide ga ima mo mune wo someru
Todokanai mama kakushite shimatta negai
Hatasenai no nara yakusoku da nante uso da
Omoidashite hontou no kimi wo
Waraikakete ano hi no you ni
Kienai koe ga ondo ga yuuyake ga shiosai ga
Kono kokoro wo tsunagitomete iru
Subete owaraseru no wa kono te na no deshouka
Nozomu asu wo uranda nanimokamo uso de ii kara
Kimi yo kanae tamae douka kono mi wo saite
Sono te de, sono yokubou de mitashite
Uruwashiki sei no hate e to michibiite
Chiniku mo kokoro mo kuratte
Kanaete yo
Mou sukoshi dake mattete
Watashi wa negau
Tada, tada,
Kumohon akhiri semua ini, renggutlah segala yang ada.
Rasa sakit ini, kesepian ini, lahaplah.
Seperti hari itu, mengendap tak berubah.
Cahaya menembus hari-hari gelap nan hampa.
Desir buih yang rapuh, warna lautan yang dalam.
Hingga kini aroma musim panas masih mengoyak dadaku.
Aku tak ingin melupakannya, namun tetap saja.
Kumohon akhiri semua ini, renggutlah segala yang ada.
Rasa sakit ini, kesepian ini, lahaplah dan keringkanlah.
Dengan cinta yang mempesona hingga memabukkan.
Renggutlah kelemahan ini, keputusasaan ini, dan kabulkanlah.
Begitu gemilau, bersinar terang.
Namun hati ini tetap tenggelam.
Nafas terhenti.
Kenangan masih membasuh dadaku hingga kini.
Harapan yang kusembunyikan tanpa pernah tersampaikan.
Bila tak bisa terpenuhi maka janji hanyalah dusta semata.
Ingatlah dirimu yang sesungguhnya.
Tersenyumlah seperti kala itu.
Suara yang tak sirna, suhu, senja, dan desir ombak.
Semua itu masih mengikat erat hatiku.
Apakah tangan ini yang akan mengakhiri segalanya.
Ku membenci hari esok yang kudambakan, biarlah semua hanya dusta.
Wahai dirimu, kumohon kabulkanlah, belahlah raga ini.
Dengan tanganmu penuhilah dengan hasrat itu.
Bimbinglah aku menuju akhir kehidupan nan indah.
Lahaplah darah, daging, juga hatiku.
Kabulkanlah.
Tunggulah sebentar lagi.
Aku hanya terus
Berharap dan berharap.
Ringkasan:
Lagu ini menggambarkan jeritan batin seseorang yang tenggelam dalam rasa sakit, kesepian, dan kenangan masa lalu yang tidak bisa ia lupakan. Ia merasa terperangkap di hari-hari yang hampa, dihantui oleh aroma musim panas, suara ombak, dan cahaya senja, simbol kenangan yang tak hilang.
Di tengah penderitaan itu, ia memohon kepada sosok yang ia cintai atau entitas yang lebih besar untuk “mengakhiri segalanya”, “merenggut kelemahan dan keputusasaan”, bahkan menjadikan dirinya sebagai persembahan. Ada rasa ingin dihancurkan sekaligus dibimbing menuju “akhir kehidupan yang indah” oleh cinta yang memabukkan.
makasih min