Green Bird
フジファブリック (Fujifabric)
Tonari no Seki-kun #Theme Song
Lyricist: Soichiro Yamauchi・Rui Momota
Composer: Soichiro Yamauchi・Rui Momota
Arranger: Fujifabric・Rui Momota
Release: 2015.06.24

『Green Bird』-『LET'S GET IT ON』 from ”フジファブリックLIVE&ONLINE『I FAB U FAB ME』 at KT Zepp Yokohama”
Green Bird
Green Bird
Green Bird
Font Size
Furigana
Translation
橙に染まる喫茶店 冷めたコーヒー
今の僕には少し苦い
何のドラマにもならない
あっけない さよならに 立ちすくむ
いつも並んで交わした言葉たちは
夕空 舞ってどこまでも
マーブル描いた溶けない記憶
冷めきったカップの底をザラつかせ
もう一回 声を聞かせて
もういいかい?癒えない心を
いつまで抱えたらいい?
あなたを彩るそのすべてが
未だ僕の胸打つから
愛だとか恋だとかぼやくけど
それほど大事でもない
ただ僕のそばで微笑んで
手と手 からむ指 唇 挙げればきりがないんだ
だって僕ら優しさすら知らないままで
この乾ききった喉を潤しているモノも
セルフサービス 面影を抱きしめてる
妄想と現実 揺れてる
夢はとっくに覚めているのに
まあだだよ呼びかけてるよ
もう一人の僕が囁くように
いつの日か いつの日か
溢れるくらい注いだ心に
これっぽっちもウソなんかない
けど僕にとって真実なのは
思い出のカケラだけ
この現状を受け入れたんだろう?
流れる人波 目を瞑れば
間違え探し どうすればよかったかな?
抱えるほどこぼれるストーリー
一人じゃ拭えないや
あなたを形成ってるそのすべてが
狂おしいほど焼き付いて
また何時か何処かで会えたなら
あの日と同じように
ただ僕のそばで微笑んで
いつまでも消えない残像
Daidai ni somaru kissaten sameta koohii
Ima no boku ni wa sukoshi nigai
Nan no dorama ni mo naranai
Akkenai sayonara ni tachisukumu
Itsumo narande kawashita kotobatachi wa
Yuuzora matte doko made mo
Maaburu egaita tokenai kioku
Samekitta kappu no soko wo zaratsukase
Mou ikkai koe wo kikasete
Mou ii kai? Ienai kokoro wo
Itsu made kakaetara ii?
Anata wo irodoru sono subete ga
Imada boku no mune utsu kara
Ai da to ka koi da to ka boyaku kedo
Sore hodo daiji demo nai
Tada boku no soba de hohoende
Te to te karamu yubi kuchibiru agereba kiri ga nain da
Datte bokura yasashisa sura shiranai mama de
Kono kawakikitta nodo wo uruoshi te iru mono mo
Serufu saabisu omokage wo dakishimeteru
Mousou to genjitsu yureteru
Yume wa tokku ni samete iru no ni
Maa da da yo yobikaketeru yo
Mou hitori no boku ga sasayaku you ni
Itsu no hi ka itsu no hi ka
Afureru kurai sosoi da kokoro ni
Koreppocchi mo uso nanka nai
Kedo boku ni totte shinjitsu na no wa
Omoide no kakera dake
Kono genjou wo ukeiretan darou?
Nagareru hitonami me wo tsumureba
Machigae sagashi dou sureba yokatta ka na?
Kakaeru hodo koboreru sutoorii
Hitori ja nuguenai ya
Anata wo tsukutteru sono subete ga
Kuruoshii hodo yakitsuite
Mata itsuka dokoka de aeta nara
Ano hi to onaji you ni
Tada boku no soba de hohoende
Itsumademo kienai zanzou
Kopi yang telah dingin di kafe yang bernuansa jingga.
Rasanya sedikit pahit untukku saat ini.
Tak akan menjadi bagian dari drama apa pun.
Hanya perpisahan singkat yang membuatku terpaku.
Kata-kata yang selalu kita tukar berdampingan
Menari tanpa henti di langit senja,
Kenangan yang tak luntur membentuk pola marmer,
Menggores dasar cangkir yang telah dingin.
Biarkan ku mendengar suaramu sekali lagi.
Sudahkah cukup? Hati yang tak kunjung sembuh ini,
Sampai kapan ku harus menanggungnya?
Segala sesuatu yang mewarnai dirimu
Hingga kini masih menggetarkan hatiku.
Entah itu disebut cinta atau asmara,
Namun aku tak terlalu memusingkannya.
Hanya tetaplah tersenyum di sisiku.
Tangan bersentuhan, jari bertautan, bibir jika kusebutkan tak ada habisnya,
Karena kita bahkan belum mengenal arti kelembutan.
Sesuatu yang membasahi tenggorokan kering ini
Hanyalah bayangan yang kudekap dalam pelayanan mandiri.
Ilusi dan kenyataan saling bergoyang,
Padahal mimpi itu sudah lama berakhir.
Namun masih ada yang memanggilku,
Seakan bisikan dari diriku yang lain,
Suatu hari nanti, suatu hari nanti.
Hati yang kuisi sepenuhnya hingga meluap,
Tak ada sedikit pun kepalsuan di dalamnya.
Namun bagiku, satu-satunya kebenaran
Hanyalah serpihan kenangan semata.
Apakah aku sudah berdamai dengan keadaan ini?
Di antara kerumunan yang berlalu, kupejamkan mata
Dan menemukan kesalahanku, apa yang seharusnya kulakukan.
Kisah yang kudekap kian meluap,
Tak mampu ku mengusapnya sendirian.
Segala sesuatu yang membentuk dirimu
Terpatri dalam ingatan begitu mendalam.
Jika suatu saat kita bisa bertemu lagi,
Sama seperti hari itu,
Tetaplah tersenyum di sisiku.
Bayangmu selamanya takkan pernah pudar.
Ringkasan:
Lagu ini bercerita tentang kerinduan yang membekas, lahir dari hubungan yang telah berlalu. Dalam balutan gambaran kafe bernuansa jingga, kopi yang dingin, dan kenangan yang terukir seperti pola marmer, liriknya menangkap esensi perpisahan singkat namun tak terlupakan. Sang narator merenungi cinta yang tak terucapkan, bayangan seseorang yang terus hidup di hati, serta pergulatan antara ilusi dan kenyataan. Ia bertanya kapan luka ini akan sembuh dan berharap suatu hari dapat kembali melihat senyum yang dirindukan.